"Coding" Sebaiknya Dimulai Dari Sekolah Dasar

Senin, 16 November 2015 | 10:52

Ilustrasi coding

Menteri Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) Rudiantara menargetkan pelajaran "coding" masuk ke kurikulum pendidikan pada 2016 mendatang.

Pertama-tama, pelajaran tersebut akan diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Artinya, baru pada usia sekitar 16 tahun anak-anak mulai dibekali pengetahuan terkait pemrograman komputasi.

CTO Amazon.com Werner Vogels mendukung langkah tersebut, walau menganggapnya sedikit terlambat. "Harusnya dari sekolah dasar sudah diajarkan," kata dia, Rabu (10/11/2015) di Hotel Hermitage, Jakarta Pusat.

Sebab, Vogels menilai hari ini semua hal bermuara pada software yang diprogram melalui sistem komputasi. Ke depan, peran software akan lebih dominan.

"Implementasi Internet of Things, aplikasi yang makin erat kita gunakan, perangkat elektronik, semua teknologi sumbunya adalah software," ia menjelaskan.

Jika diajarkan sejak dini kepada anak-anak, Vogels optimis suatu negara mampu membawa perubahan dan inovasi masa depan yang mumpuni.

"Makin banyak orang belajar programming, semakin banyak inovasi ke depan," ia berujar.

Selain itu, pelajaran cloud juga menurut dia penting untuk diejawantahkan ke dalam kurikulum. Saat ini sistem penyimpanan komputasi awan tersebut marak digunakan untuk pengembangan enterprise, startup, bahkan sistem lembaga pemerintahan.

Walau kedengarannya simpel, sesungguhnya arsitektur sistem cloud cukup ruwet dipahami. Untuk itu, jika anak-anak diajarkan sejak kecil, efisiensi dan efektivitas pemrograman akan lebih mudah dilakukan.

"Jika ingin sukses di masa depan, penting sekali mempelajari software dan cloud. Kedua hal itu akan sangat dibutuhkan," kata Vogels.

Tag :

Editor : Oik Yusuf

Baca Lainnya