Review: OnePlus One, Android Berjuluk "Nexus Killer"

Kamis, 09 April 2015 | 16:30
Reska K. Nistanto/KOMPAS.com

OnePlus One dalam genggaman

JAKARTA, KOMPAS.com - OnePlus One, smartphone yang digadang-gadang sebagai "Pembunuh Nexus" ini akhirnya resmi dipasarkan di Indonesia melalui situs belanja online pada Selasa (27/1/2015).OnePlus One merupakan kolaborasi antara OnePlus, perusahaan smartphone asal Tiongkok, dengan Cyanogen, perusahaan rintisan (startup) yang terkenal akan custom ROM Android-nya.OnePlus One sudah beredar sejak Juni 2014 lalu, mayoritas konsumennya adalah di Tiongkok. Indonesia menjadi salah satu negara yang disasar OnePlus karena basis komunitasnya di sini semakin kuat.Smartphone ini sangat disukai penggemar Android karena memiliki spesifikasi yang tergolong tinggi, namun dengan banderol harga yang nyaris separuhnya.Benarkah OnePlus mampu memenuhi harapan penggemarnya? KompasTekno berkesempatan menguji produk ini, berikut ulasannya.DesainOnePlus One mengusung desain yang sederhana, bingkai layar 5,5 inci memiliki bentuk persegi panjang dengan kedua ujung atas dan bawah yang sedikit melengkung. Aksen krom mempercantik tepian bingkai layarnya.Bodi OnePlus One juga menganut desain unibody, artinya smartphone dan baterai menjadi satu. Penutup belakangnya juga tidak bisa dilepas.Tidak ada tombol fisik di deretan bawah bingkai, OnePlus menyediakan tombol softkey untuk Home, Back, dan Menu. Sementara tombol fisik yang disediakan hanyalah tombol daya yang sekaligus berfungsi sebagai tombol lockscreen di sisi kanan smartphone, serta tombol Volume di sisi kiri. Tombol ini memiliki desain yang ramping dan pipih, mengikuti alur tepian OnePlus, sehingga dari depan nampak samar.Ketebalan smartphone secara keseluruhan berukuran 8,9 mm. Namun OnePlus membuat punggung OnePlus melengkung dengan bagian kedua tepinya yang lebih tipis.Secara ergonomi, bagian belakang terasa nyaman di telapak tangan, ditambah lagi dengan tekstur sandstone (batu kali) yang digunakan OnePlus, sehingga smartphone tidak terasa licin di telapak tangan atau mudah lepas saat digenggam.Namun, karena bagian sisinya tetap menggunakan desain bersiku, bukan melengkung seperti dalam iPhone 6 atau Xperia Z3, smartphone tetap terasa "tajam" di sisi-sisinya saat digenggam erat di telapak tangan.Hardware dan softwareDari sisi hardware, OnePlus One mengusung spesifikasi yang unggul. Sebagai contoh adalah prosesor Qualcomm Snapdragon 801 yang tergolong kencang dan relatif baru. CPU yang dipasang juga memiliki clock yang tergolong tinggi, quad-core 2,5 GHz Krait 400. Untuk pemrosesan grafis, OnePlus memiliki GPU Adreno 330. Jumlah memori RAM yang dimiliki tergolong tinggi untuk smartphone sekelasnya, yaitu 3 GB.Spesifikasi seperti itu lazim ditemui di smartphone-smartphone premium yang diluncurkan pada akhir tahun 2014 lalu, seperti Sony Xperia Z3 dan Samsung Galaxy S5.Namun, walau mengusung spesifikasi kelas premium, OnePlus membanderol harga smartphone-nya hampir setengah dari harga smartphone-smartphone premium dengan spesifikasi yang mirip.Jika Xperia Z3 dan Samsung Galaxy S5 dijual dengan harga kisaran Rp 8 jutaan di Indonesia, maka OnePlus One dijual dengan harga kisaran Rp 4,5 juta saja.Namun yang perlu diingat, OnePlus One tidak disertai dengan slot kartu memori tambahan, sehingga penguna harus benar-benar mengandalkan memori internal. OnePlus sendiri menyediakan kapasitas penyimpanan versi 16 GB dan 64 GB. Versi yang dijual di Indoensia adalah versi 64 GB.Smartphone menjalankan sistem operasi Android 4.4.2 KitKat yang bisa diupgrade ke versi 5.0 Lollipop. Antarmuka smartphone menggunakan custom ROM CyanogenMod versi 11S.PengoperasianMenggunakan OnePlus One terasa cepat dan ringan. Antarmuka terasa responsif, terkadang malah terlalu sensitif. Halaman per halaman bisa di-load dengan cepat dan transisinya juga halus, tidak ada jeda, apa pun efek transisi yang digunakan. Waktu startup smartphone berkisar 30 detik sebelum semua fungsi dapat berjalan. Permukaan layar yang memiliki lapisan Gorilla Glass 3 juga terasa lembut saat disentuh jari, tidak ada kesan kesat saat menyapukan jari di permukaannya.Layar dengan rasio kontras 799 dalam kondisi normal, dan 1.961 di bawah terik matahari juga menyajikan tampilan yang tetap tajam dan jelas.Sudut pandang layar juga baik, saat dilihat dari berbagai sudut, tidak terlihat ada penyimpangan warna, walau ketajaman dan kecerahannya sedikit turun.Mengetik dengan keyboard bawaan terasa cepat dan sebagian besar akurat. Tombol-tombol yang disediakan terlihat benar-benar memanfaatkan sisi lebar dengan maksimal. Huruf dan angka yang ditampilkan memiliki ukuran yang besar sehingga mudah dikenali.Untuk pekerjaan multitasking, seperti mengetik, berkirim e-mail, dan jejaring sosial, jarang sekali smartphone terasa panas. Namun saat dipakai untuk bermain game beberapa lama, bagian belakang smartphone mulai terasa panas, terlebih jika game yang dijalankan adalah game 3D yang memiliki tampilan grafis kompleks dan cepat, seperti game balap Real Racing 3.KameraKamera utama OnePlus One mengusung resolusi 13 megapiksel yang didukung oleh sensor BSI (back side illuminated) buatan Sony, sensor ini membantu performa kamera smartphone saat dipakai memotret dalam kondisi minim cahaya. Angka resolusi 13 megapiksel memang tergolong rata-rata, namun OnePlus mengombinasikannya dengan lensa dengan diafragma f2.0 dengan focal length 27 mm.Walau memiliki diafragma yang lebar, sayangnya OnePlus tidak menyertakan fitur sistem stabilisasi lensa yang kini mulai banyak diadopsi oleh smartphone-smartphone premium, seperti iPhone 6 dan Xperia Z3.

Reska K. Nistanto/KOMPAS.com

Hasil foto OnePlus One di kondisi minim cahaya, detil terlihat berkurang akibat ISO tinggi yang dipakai.

Padahal, jika stabilisasi lensa dibenamkan, kamera ini bisa menjadi pesaing Xperia Z3 atau iPhone 6 saat digunakan di kondisi remang.Namun demikian, tanpa image stabilizer pun kamera OnePlus One masih sedikit lebih baik performanya jika dibandingkan dengan kamera milik smartphone lain yang rentang harganya masih setara.Terdapat juga fitur lampu flash Dual LED yang cukup membantu dalam kondisi minim cahaya, walau jangkauannya terbatas efektif sekitar setengah meter saja.Bukaan lensa f2.0 juga cukup membantu menciptakan efek kedalaman bidang gambar saat digunakan untuk memotret jarak dekat, namun ruang tajamnya masih tergolong sempit. Warna yang dihasilkan kamera terlihat akurat dan kontrasnya tinggi. Sayangnya detil foto tidak terlalu tinggi, apalagi saat digunakan memotret dalam kondisi minim cahaya dan ISO tinggi, detil terlihat kabur.

Reska K. Nistanto/KOMPAS.com

Bagian ujung tepi foto terlihat mengalami penurunan dalam hal ketajaman fokus dan detil, namun rentang dinamisnya tergolong baik.

Reska K. Nistanto/KOMPAS.com

Foto macro dengan OnePlus One, fokus bisa didapat dengan jarak kurang lebih 10 cm, diafragma lebar f2.0 membantu menambah kedalaman bidang gambar.

Secara keseluruhan, kemampuan kamera cukup memuaskan, melebihi ekspektasi dari smartphone dengan harga Rp 4 jutaan. Ditambah beberapa fitur pemotretan seperti efek kamera dan setting pengaturan gambar, penyuka fotografi mobile akan merasa senang menggunakannya.PerformaSeperti biasa, performa smartphone diuji dengan Antutu Benchmark dan PCMark yang kini tersedia untuk Android.Dalam uji Antutu, OnePlus One secara mengejutkan mencatat skor 46001 dn bertengger di atas HTC One M8, Xiaomi Mi 3, Samsung Galaxy S5 dan Galaxy note 3, serta Xperia Z2.

ist

Skor Antutu Benchmark OnePlus One

Xperia Z3 sendiri yang pernah diuji KompasTekno mencatat skor Antutu sedikit di bawahnya, yaitu 41429.Sementara dalam uji PCMark, uji performa yang dilakukan mencatatkan skor 3420 yang tergolong sebagai skor yang tinggi.Skor tersebut sedikit di bawah perangkat Sony Xperia Z3 yang juga pernah diuji KompasTekno, yang mencatat skor performa 3719.Dalam uji ketahanan baterai yang tersedia dalam PCMark, baterai OnePlus One mampu bertahan selama 7 jam 40 menit dalam sekali isi ulang.

ist

Skor PC Mark OnePlus One

Ketahanan baterainya sedikti unggul di atas Xperia Z3 yang bertahan selama 7 jam 18 menit, keduanya sama-sama mengusung baterai kapasitas 3100 mAh.KesimpulanOnePlus One mencuri perhatian dengan menjadi smartphone berperforma tinggi namun dengan banderol harga yang lebih murah. Strategi ini sama dengan yang dilakukan oleh Xiaomi yang meluncurkan lini Mi4 dan Mi Note di kelas premium.Julukan "Nexus killer" untuk OnePlus One memang tepat karena ia mengusung spesifikasi yang setara bahkan melebihi smartphone Nexus 5 dari Google. Harganya pun jauh lebih murah ketimbang Nexus 5 yang dibanderol Rp 6 jutaan berbanding Oneplus One yag dijual Rp 3 jutaan.Sistem operasi yang digunakan juga sangat mudah untuk diutak-atik bagi yang suka mengoprek. Cyanogen juga mendukungnya dengan memberikan custom ROM alternatif. Banyak desain antarmuka yang berbeda yang bisa diunduh dari smartphone langsung, baik yang berbayar maupun gratis.Namun, satu-satunya yang menghambat pengguna untuk membeli mungkin adalah tidak adanya slot kartu microSD, meninggalkan mereka untuk bergantung speenuhnya kepada penyimpanan internal smartphone. Selain itu, daya tahan baterainya seharusnya masih bisa ditingkatkan lagi.

Tag

Editor : Reza Wahyudi