Bocah 17 Tahun Dipercaya NASA Kembangkan Teknologi Pengawasan Drone

Kamis, 05 November 2015 | 14:56
Mashable

Moshe Kai Cavalin, bocah 17 tahun yang bekerja untuk NASA

Di kala anak-anak seumurannya masih duduk di bangku SMA, Moshe Kai Cavalin sudah dibebankan tanggung jawab yang lebih besar. Bocah 17 tahun tersebut dipercaya NASA untuk mengembangkan teknologi pengawasan pesawat dan drone.

Bukan tanpa alasan Cavalin diberi kepercayaan sebesar itu. Ia memang "berbeda" dari remaja pada umumnya.

Di usia mudanya, Cavalin sudah bisa menerbangkan pesawat. Padahal lisensi membawa mobil pun belum boleh ia peroleh karena masih terlalu muda. Ia juga sudah memiliki dua gelar sarjana, namun belum cukup umur untuk menggunakan hak pilih politik.

Pada umur 11 tahun Cavalin lulus dari kampus komunitas. Empat tahun setelahnya, atau saat berumur 15 tahun, Cavalin lulus dengan gelar Sarjana Matematika dari University of California, Los Angeles, AS.

Tahun ini Cavalin mengambil kelas online untuk meraih gelar master di bidang keamanan cyber di Brandeis University, Boston, AS. Tapi, karena penawaran kerja dari NASA, Cavalin terpaksa harus menunda penyelesaian gelar S2-nya.

Di samping kejeniusan akademiknya, Cavalin telah meluncurkan dua buku yang berdasarkan pada kehidupan sehari-hari. Yang pertama bercerita tentang pengalamannya menjadi korban "bully". Yang kedua bercerita tentang kisah-kisah orang yang ia dengar.

Di rumahnya, Cavalin juga memiliki banyak piala dan penghargaan dari turnamen seni bela diri. Dengan segudang prestasi lintas sektor tersebut, Cavalin enggan disebut anak jenius.

Ia merasa dirinya adalah anak biasa seperti anak-anak lainnya. Segala yang ia dapatkan, kata dia, berkat dukungan dan motivasi dari kedua orang tuanya.

"Kasus saya tak spesial. Ini hanya kombinasi dari peran orang tua, motivasi dan inspirasi," kata dia, sebagaimana dilaporkan Mashable dan dihimpun Nextren, Kamis (5/11/2015).

Orang tua Cavalin mengatakan anak mereka memang sangat cepat belajar sesuatu. Saat umur 4 bulan, Cavalin kecil menunjuk sebuah jet di langit dan menyebut kata "pesawat" dalam bahasa Mandarin. Itu adalah kata pertama yang keluar dari mulut Cavalin.

Pada umur 7 tahun, Cavalin sudah mulai menguasai trigonometri. Ibunya pun menyekolahkan Cavalin ke kampus komunitas.

Profesor Matematika Daniel Judge mengatakan, Cavalin memang patut memperoleh apa yang saat ini ia dapatkan. Sebab, Judge tahu betul bagaimana etos belajar Cavalin. Pria tersebut sempat mengajar Cavalin selama dua tahun.

"Banyak orang menilai dia jenius sejak lahir. Sebenarnya dia bekerja keras untuk meraih kecerdasan itu. Dia belajar lebih keras dari semua murid yang pernah saya bimbing," kata Judge.

Mentor Cavalin di NASA, Ricardo Arteaga mengatakan, Cavalin memiliki etos kerja yang sangat baik di bidang matematika, komputer dan teknologi penerbangan.

Arteaga mendefinisikan Calavin sebagai pekerja serius dengan sisipan rasa humor. "Dia sangat matang dalam matematika. Yang ingin kami kembangkan dari dirinya adalah kemampuan intuitif," kata Arteaga.

Saat ini, Calavin telah memiliki beberapa target untuk masa depannya. Segera setelah berulang tahun ke-18, Calavin bakal mengurus lisensi membawa kendaraan, sesuai dengan ketentuan hukum di California. Akhir tahun ini ia juga akan mengambil lisensi resmi penerbangan. Setelah itu, ia akan menyelesaikan studi S2 di Brandeis University, lalu sambung ke studi S2 bisnis di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Pada akhirnya, Calavin ingin membangun perusahaan keamanan cyber sendiri.

Kalau kamu, sudah punya target apa saja untuk masa depanmu?

Tag

Editor : Reza Wahyudi

Sumber Mashable