Follow Us

Fotografer Akui, Foto Pelantikan Trump Diedit Agar Terlihat Lebih Banyak Dihadiri Warga

None - Jumat, 07 September 2018 | 14:45
Foto sebelah kiri adalah kondisi sesungguhnya pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS pada 21 Januari 2017. Kemudian terungkap adaya rekayasa yang membuat foto pelantikan Trump terlihat lebih ramai didatangi warga AS
AFP

Foto sebelah kiri adalah kondisi sesungguhnya pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS pada 21 Januari 2017. Kemudian terungkap adaya rekayasa yang membuat foto pelantikan Trump terlihat lebih ramai didatangi warga AS

Nextren.com - Seorang fotografer Pemerintah AS mengaku telah mengedit foto upacara pelantikan Presiden Donald Trump, agar jumlah warga yang hadir terlihat lebih banyak. Proses penyuntingan foto dilakukan atas intervensi pribadi Presiden Trump.

Demikian menurut sebuah dokumen yang baru saja dirilis. Sang fotografer memangkas ruangan kosong di dalam foto itu untuk diganti sejumlah foto baru sesuai permintaan Trump. Permintaan ini dilakukan sehari setelah Trump dilantik, setelah dia marah melihat foto yang menunjukkan warga yang hadir pada pelantikannya jauh lebih sedikit ketimbang yang hadir dalam pelantikan Barack Obama pada 2009.

Baca Juga : Youtube Kids Kini Sudah Bisa Diunduh di Indonesia, Bikin Orang Tua TenangRincian ini diungkap dalam harian The Guardian sesuai pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri AS sesuai dengan Undang-Undang Kebebasan Informasi Publik. Fakta baru ini membuka tabir baru krisis pemerintahan Trump yang sudah dimulai sejak hari pertama ketika Gedung Putih mengklaim upacara pelantikan Trump adalah yang terbesar sepanjang sejarah AS. Dokumen itu merinci kesibukan Badan Pertamanan Nasional (NPS) pada 21 Januari 2017 setelah pada pagi hari Trump menghubungi Direktur NPS Michael Reynolds. Dokumen ini juga menyebut bahwa Sean Spicer, yang waktu itu adalah Sekretaris Pers Gedung Putih, menghubungi NPS berulang kali terkait foto pelantikan ini.

Baca Juga : Beredar Video Diduga Lenovo Z5 Pro, Netizen Sebut 'Jiplak Mi Mix 3'

Rincian yang baru diungkap ini tidak termasuk dalam laporan direktur NPS yang menjalani pemeriksaan akibat masalah ini. Hasil penyidikan itu dipublikasikan Juni tahun lalu. Laporan itu juga memberikan penjelasan berbeda soal tindakan yang diambil fotografer NPS. Saat Trump menghubungi Reynolds lewat telepon di pagi hari usai pelantikan, di dunia maya sudah beredar foto pelantikan Obama dan Trump. Semua foto itu menunjukkan jumlah warga yang hadir di pelantikan Trump jauh lebih sedikit dibandingkan saat Obama dilantik.

Baca Juga : Xiaomi Mi 8 Terima Update MIUI 10 Global Beta Berbasis Android PieSalah satu cuitan seorang reporter mengunggah kedua foto pelantikan itu secara berdampingan dan foto itu di-retweet akun seorang pejabat NPS. Staf komunikasi NPS, yang namanya dicoret tinta hitam dalam dokumen yang dirilis ini, menyatakan kepada penyidik bahwa Reynold meneleponnya setelah berbicara dengan Trump. Reynolds mengatakan, Trump menginginkan foto-foto dari upacara pelantikannya. Staf itu kemudian mengatakan, dia mendapatkan kesan bahwa Presiden Trump menginginkan foto dengan jumlah warga yang hadir lebih banyak karena foto yang dirilis saat itu menunjukkan jumlah warga yang jauh lebih sedikit.

Baca Juga : Bill Gates Larang Anaknya Pakai Hape, Padahal Hartanya Hampir Rp 2000 Triliun

Staf komunikasi ini mengatakan, dia berasumsi foto-foto yang diinginkan Trump harus melalui proses cropping, tetapi dia mengaku Reynolds memang tidak memintanya secara spesifik. Staf ini kemudian menghubungi fotografer NPS yang meliput acara tersebut sehari sebelumnya. Staf kedua, dari departemen hubungan masyarakat NPS, kepada penyidik mengatakan, Spicer menelepon kantornya pada 21 Januari pagi dan meminta foto-foto yang "secara akurat memperlihatkan jumlah warga yang menghadiri pelantikan". Spicer meminta NPS menyediakan sejumlah foto dengan warga memenuhi semua ruangan kosong yag ada.

Baca Juga : Harga Xiaomi Redmi 6 dan 6A Mirip Banget Redmi 5 dan 5A, Mana yang Bakal Menghilang?Staf humas ini kemudian menghubungi fotografer NPS untuk memberikan foto-foto tambahan. Sementara fotografer NPS, yang namanya juga dirahasiakan, mengatakan, dia dihubungi seorang pejabat yang tak dikenalnya. Pejabat itu meminta agar dia menyediakan sejumlah foto yang memperlihatkan kerumunan massa di upacara pelantikan presdien. Setelah mengirimkan 25 foto hari pelantikan, fotografer itu diminta kembali ke kantor dan mengedit beberapa foto lagi untuk dikirimkan.

Baca Juga : Youtubers Ini Kreatif Cover Lagu Kekinian Pakai Samsung Jadul

Para penyidik mengatakan, sang fotografer yakin proses "cropping" itu adalah yang diinginkan sang pejabat. Namun, dia mengakui memang tidak secara spesifik diminta untuk memotong foto itu agar jumlah massa yang hadir terlihat lebih bayak. Sebagai kesimpulan laporan itu menyebut sang fotografer mengatakan, dia sudah memilih sejumlah foto, berdasarkan penilaian profesional, yang fokus pada area national mall di mana sebagian besar warga berkumpul. Saat dimintai pendapat soal perbedaan pengakuan ini, juru bicara inspektur jenderal Kemendagri AS Nanci DiPaolo mengatakan, kata-kata "cropping" tidak dimasukkan ke dalam laporan akhir karena sebuah alasan.

Baca Juga : Sosok Mistis Asal Indonesia Ini jadi Hero Baru di Mobile LegendsAlasannya, lanjut Nancy, fotografer menilai langkah itu merupakan prosedur standar sisi artistik fotografi. Namun, penyidik tidak mencantumkan hal tersebut dalam laporan mereka. Sedangkan dalam dokumen terbaru ini disebut Sean Spicer amat terlibat dalam upaya mendapatkan foto-foto yang diinginkan Trump. Spicer menghubungi Reynolds tak lama setelah direktur NPS itu berbicara dengan Trump. Sean kembali menghubungi Reynolds pada pukul 15.00 beberapa saat sebelum serangkaian foto baru dikirim ke Gedung Putih.

Pada sekitar pukul 17.40, Spicer menggelar jumpa pers di Gedung Putih terkait pelantikan Donald Trump. "Ini adalah pelantikan yang paling banyak dihadiri warga sepanjag sejarah. Titik," kata Spicer. (*)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Foto Pelantikan Trump Diedit agar Terlihat Lebih Banyak Dihadiri Warga"

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest