Nextren.com - Tahun 2014 lalu, WhatsApp resmi dbeli oleh Facebook.Awalnya, bos Facebook menyatakan tak bakal mengubah model bisnis WhatsApp yang tanpa iklan, seperti diinginkan pendirinya.Facebook dan WhatsApp memang didirikan secara terpisah dengan filosofi dan ideologi berbeda. Kedua raksasa tersebut lantas bersatu pada 2014, di mana Facebook mengakuisisi WhatsApp. Seiring berjalannya waktu, terjadi pergesekan internal antara Facebook dan WhatsApp.
(BACA : 7 Hape Murah Berfitur NFC, Lebih Mudah Cek E-Money Waktu Mudik )Pendiri WhatsApp satu per satu hengkang, mulanya Brian Acton pada 2017, lantas disusul Jan Koum baru-baru ini. Kabarnya mereka tak satu visi dengan CEO dan COO Facebook, Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg. Brian Acton dan Jan Koum tak mau memadati WhatsApp dengan iklan, sementara Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg sudah tak sabar memanen duit dari layanan chatting tersebut. Bukan cuma di jajaran petinggi, kalangan pegawai akar rumput pun membentuk kubu.
(BACA : Honor Play, Hape Gaming 4 Dimensi Mantap Seharga Rp 5 Jutaan )
Setidaknya begitu menurut laporan WallStreetJournal (7/6/2018). Pegawai Facebook dan WhatsApp berkantor di satu atap, yakni di Kantor Pusat Facebook, Menlo Park, California, Amerika Serikat. Kantor tersebut ditempati pada 2015 lalu atau setahun setelah WhatsApp bergabung. Menurut sumber dalam, para pegawai WhatsApp tak suka dengan konsep kantor Facebook yang mentereng, dikelilingi restoran, dan pusat perbelanjaan yang terkesan ramai. Selanjutnya, para pegawai Facebook tak senang ketika pegawai WhatsApp membawa meja dari kantor lama mereka.
(BACA : 1 Juta Unit Xiaomi Mi 8 dan Mi 8 SE Dijual di Negara Asalnya )Meja itu lebih besar dari ukuran standar kantor Facebook. Pegawai WhatsApp juga bernegosiasi agar mendapat kamar mandi yang lebih bagus dengan pintu-pintu yang lebih lapang. Sensitivitas semacam ini berangkat dari hal-hal sepele, tetapi mengorek ego dan emosi. Tim WhatsApp juga memasang poster bertuliskan “please keep noise to a minimum” (tolong jauhkan kebisingan) di lorong-lorong yang sering dilewati pegawai Facebook. Hal itu memicu amarah dan Facebook membalas dengan “welcome to WhatsApp - shut up!” (selamat datang di WhatsApp - diam!). Hingga kini juru bicara Facebook dan WhatsApp enggan berkomentar. Entah sampai kapan pergesekan internal antara WhatsApp dan Facebook akan terus berlangsung. Apakah harmonisasi akan dicapai? Kita lihat saja. (*)Penulis : Fatimah Kartini BohangArtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Karyawan Facebook dan WhatsApp, Satu Atap Tapi Tak Harmonis"