Follow Us

Benarkah Game Cuma "Mainan" Kaum Pria?

Reska K. Nistanto - Kamis, 20 Agustus 2015 | 20:03
Tim CLG Red yang didukung oleh Intel di kompetisi eSports profesional menunjukkan bahwa game bukan hanya mainan pria saja.
Reska K. Nistanto/KOMPAS.com

Tim CLG Red yang didukung oleh Intel di kompetisi eSports profesional menunjukkan bahwa game bukan hanya mainan pria saja.

Intel membantah mitos-mitos yang ada selama ini seputar dunia game dalam presentasi yang dibawakan oleh Doug Fisher, GM Software and Services Group Intel di ajang Intel Developer Forum 2015, Rabu (19/8/2015).Menurut Fisher, dunia gaming yang ada sekarang ini sudah jauh berbeda dari lima hingga sepuluh tahun yang lalu, sehingga anggapan-anggapan seputar dunia game saat itu sudah berlaku lagi sekarang.Pertama-tama, Fisher menyangkal mitos bahwa hanya kaum remaja saja yang bermain game. Kenyataannya, di Amerika Serikat (AS) saja saat ini umur rata-rata pemain game adalah 35 tahun.Kedua, Fisher menyangkal bahwa dunia game itu adalah mainan kaum pria. Pada kenyataannya, sebanyak 48 persen dari gamer di AS ternyata adalah kaum perempuan. Sementara 74 persennya adalah gamer anak-anak.Namun Fisher juga mencatat bahwa saat ini masih sedikit pelaku game dari kaum perempuan, hanya sekitar 5 persen yang berkompetisi di e-sports.Yang ketiga, anggapan bahwa game hanyalah hobi sampingan juga tidak berlaku lagi saat ini. Sebab, menurut Fisher, pemain game (gamer) saat ini sudah menjadi salah satu profesi."Ada profesi gamer profesional bagi yang ingin serius, dan ada kompetisinya," ujar Fisher di ajang IDF 2015 di San Francisco, Selasa (18/8/2015).Terakhir, Fisher menyangkal bahwa game hanya dinikmati oleh pemainnya. Padahal, di setiap perhelatan kompetisi game, tak kurang dihadiri oleh 205 juta penonton dan menarik pemain dari 180 negara.Intel sendiri saat ini memiliki event game Extreme Masters yang bekerja sama dengan ESL, liga e-sports (Electronic Sports) terbesar di dunia.

Editor : Oik Yusuf

Baca Lainnya

Latest