Follow Us

Tren Keamanan Cyber di Tahun 2018 Menurut CSO dari Blackberry

Kama - Selasa, 27 Februari 2018 | 20:01
Tren keamanan cyber di tahun 2018 akan semakin memburuk
Lone Star

Tren keamanan cyber di tahun 2018 akan semakin memburuk

Nextren.grid.id – Berbagai pakar memberikan analisa mereka terhadap perkembangan teknologi di tahun 2018 ini.

Terutama dalam hal keamanan cyber / siber di era digital ini.

(BACA: Ingat! Besok Terakhir Registrasi, Ini 3 Tahapan Pemblokiran Nomor)

Alex Manea bertugas sebagai Chief Security Officer BlackBerry, secara rutin berdiskusi dengan Fortune 500 C-Suites dan para pemimpin yang mewakili merek-merek global terkemuka di dunia, mendengarkan dan belajar tentang masalah keamanan yang selalu ada di benak mereka.

Ia menghabiskan banyak waktu untuk berbincang dengan peneliti keamanan – peretas etis yang mengkhususkan diri untuk menemukan kelemahan dan kerentanan keamanan.

Berdasarkan percakapan-percakapan tersebut, Alex mengambil kesimpulan bahwa ini adalah beberapa tren keamanan siber untuk tahun 2018:

1. 2018 akan menjadi tahun terburuk untuk serangan siber

Kita semua menganggap tahun 2017 adalah tahun terburuk bagi serangan siber dan berpikir bahwa kita telah mencapai titik terendah.

Tetapi, apa yang kita alami sejauh ini adalah suatu permulaan untuk sesuatu yang lebih besar. Isu-isu mendasar yang menyebabkan mayoritas dari serangan dan pelanggaran siber baru-baru ini belum terselesaikan.

Departemen TI ditugaskan untuk mengelola jaringan yang semakin kompleks, mendukung jenis endpoint baru, dan melindungi data yang lebih sensitif.

Sistem lawas masih merajalela di sebagian besar industri dan tidak bisa dengan mudah diperbaharui atau diganti. Sistem-sistem ini sering mengandung kerentanan perangkat lunak yang diketahui oleh publik dan dapat dimanfaatkan untuk menembus jaringan perusahaan.

Pada saat yang sama, peretas menjadi semakin canggih dan memiliki lebih banyak insentif untuk melakukan serangan siber.

Dari membangun ransomware atau memasang serangan DDoS dan menuntut pembayaran dalam bitcoin, untuk bekerja dengan kejahatan terorganisir dan bahkan pemerintah nasional, peretas jahat memiliki banyak cara untuk menguangkan keterampilan mereka dan untuk melindungi diri mereka sendiri.

Pemerintah dan perusahaan mengakui ancaman baru ini dan menerapkan solusi keamanan modern, namun akan memakan waktu bertahun-tahun untuk menghentikan dan memperbaharui semua sistem. 2018 kembali menjadi salah satu tahun di mana kelemahan tersebut kembali menghantui kita.

Lebih penting lagi, kita perlu mulai merencanakan masa depan untuk menghadapi ancaman-ancaman baru yang ditimbulkan oleh Internet of Things (IoT), yang akan melebihi apa yang telah kita alami dalam serangan siber hari ini.

(BACA: Samsung Galaxy S9 dan Sony Xperia XZ2 Saingan Berat, Lebih Bagus Mana?)

Semakin majunya teknologi Internet of Things (IoT) maka akan semakin besar kemungkinan kerusakan fisik akibat hacking
BW CiO

Semakin majunya teknologi Internet of Things (IoT) maka akan semakin besar kemungkinan kerusakan fisik akibat hacking

2. Serangan siber akan menyebabkan kerusakan fisik

Mengamankan Internet of Things (IoT) bahkan lebih penting daripada mengamankan jaringan tradisional TI karena satu alasan sederhana: serangan terhadap IoT mengancam keamanan publik.

Komputer yang diretas atau perangkat seluler biasanya tidak dapat menyebabkan kerusakan fisik langsung.

Walaupun kehilangan data pribadi itu membuat frustasi, namun itu tidak sebanding dengan dampak terlibat dalam kecelakaan mobil atau membahayakan pompa infus atau alat pacu jantung.

Keamanan IoT benar-benar akan menjadi masalah hidup dan mati, dan kita tidak bisa begitu saja menunggu hal itu terjadi.

Perlunya standar keamanan IoT yang lebih kuat, terutama saat kita terus berkembang menuju smart cities.

Dengan meningkatnya penggunaan IoT dan berkurangnya fokus pada keamanan, hanya masalah waktu di mana akan ada peratas yang menyerang infrastruktur dan perangkat yang terhubung secara kritis dan menyebabkan kerusakan fisik langsung pada individu dan orang yang tidak bersalah.

(BACA: MWC 2018 - Samsung Galaxy S9 & S9 Plus Ini Kelebihan dan Kekurangannya)

3. Hacker akan menargetkan karyawan karena mereka menjadi kerentanan keamanan siber yang semakin meningkat

Departemen TI biasanya memusatkan pengeluaran mereka untuk mencegah serangan eksternal, namun kenyataannya adalah sebagian besar pembobolan data dimulai secara internal - baik dengan berbagi dokumen melalui aplikasi konsumen yang tidak aman atau mengklik serangan phising yang semakin rumit dan canggih.

Peretas selalu dianggap sebagai seorang jenius teknis yang dapat menggunakan algoritma kompleks untuk memecahkan kriptografi canggih, kenyataannya adalah teknik yang lebih sederhana bisa sama efektifnya.

Peretas kriminal tidak memperdulikan gaya; mereka hanya ingin menyerang sistem dengan lebih efisien.

Seiring dengan meningkatnya pertahanan teknis, karyawan akan menjadi titik terlemah dan akan semakin ditargetkan oleh peretas sebagai bagian dari strategi mereka.

Kerentanan paling besar adalah dari karyawan perusahaan itu sendiri
Hacker News

Kerentanan paling besar adalah dari karyawan perusahaan itu sendiri

Saran untuk semua CIO dan CISO adalah untuk mencoba meretas diri sendiri. Ketika membawa langsung seorang peretas profesional etis dan membiarkan mereka untuk mensimulasikan serangan siber nyata (termasuk teknik pengayaan phishing dan teknik sosial lainnya), baru kita dapat mengetahui seberapa aman sistem kita sebenarnya.

Ada sebuah Tim layanan keamanan siber yang baru saja mendapatkan akses ke jaringan pelanggan hanya dengan membuat kaos yang dibuat dengan logo perusahaan mereka dan menyatakan bahwa mereka "adalah orang TI."

Jika karyawan kita tidak tahu bagaimana menggunakan teknologi yang telah disiapkan, atau menyadari bahwa mereka semua memainkan peran penting dalam menjaga perusahaan untuk tetap aman, semua yang dilakukan CIO / CISO akan menjadi sia-sia.

(BACA: 4 Pesaing Smartphone Samsung Galaxy S9 yang Tak Kalah Jempolan )

4. Produk asuransi dan keamanan siber akan berjalan bersamaan

Di tahun 2018, tidak akan menjadi perbedaan apakah itu sistem atau karyawan yang menjadi titik lemah perusahaan, pelanggaran data perusahaan besar akan terjadi dan perusahaan asuransi akan terus memperhatikannya.

Mereka memperhatikan semua ini karena serangan terhadap pelanggan mereka bisa sama berbahayanya seperti juga bisa sangat membantu untuk membantu pendapatan mereka.

Tahun ini diprediksi kita akan melihat perusahaan asuransi bukan hanya menambahkan lebih banyak pemegang polis siber pada daftar pelanggan mereka, tetapi juga mencari dua jalur strategis untuk membantu mengelola resiko bagi perusahaan dan pelanggan mereka, yaitu produk dan ahli atau spesialis.

Asuransi akan mengembangkan diri terkait sekuriti cyber
Sedara

Asuransi akan mengembangkan diri terkait sekuriti cyber

Perusahaan asuransi akan mulai menjual produk untuk membantu melacak postur keamanan klien mereka.

Ke depannya, perusahaan asuransi juga akan bermitra dengan pakar keamanan siber untuk mengevaluasi kemampuan sebuah perusahaan dalam melindungi serangan siber.

Nilai akan diberikan dan bagi perusahaan yang mendapatkan nilai terbaik akan mendapatkan nominal polis yang relatif lebih rendah. (*)

(BACA: Pre-Order Samsung Galaxy S9 dan S9 Plus, Smartfren Tawarkan Cash Back!)

Editor : Kama

Baca Lainnya

Latest