Follow Us

Revisi Desain Maskot Asian Games Diseleksi Tertutup, Kenapa?

Fatimah Kartini Bohang - Jumat, 08 Januari 2016 | 12:34
Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, di acara Popcon Asia 2015 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (7/8/2015).
KOMPAS.com/RESKA K NISTANTO

Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, di acara Popcon Asia 2015 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (7/8/2015).

Kementerian Pemuda dan Olahraga memutuskan merevisi desain maskot Asian Games 2018 yang menuai kontroversi. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dilibatkan untuk mengawal revisi. Bagaimana mekanismenya?

"Revisi bakal disayembarakan tertutup. Hanya kalangan profesional yang bisa ikut pitching," kata ketua Bekraf Triawan Munaf pada Nextren, Rabu (6/1/2015).

Profesional yang dimaksud Triawan mencakup dua syarat. Pertama, peserta individu atau tim minimal pernah menangani proyek tingkat nasional. Kedua, peserta harus berada di bawah naungan badan usaha tertentu.

Pengetatan peserta seleksi, kata Triawan, semata-mata bertujuan untuk mengemas identitas brand Asian Games yang mumpuni. Ia tak ingin simbol yang menjadi representasi di mata negara-negara lain terlihat payah.

"Asian Games ini acara besar dan jadi etalase Indonesia di mata internasional. Tidak bisa dibuat asal-asalan," kata dia.

"Bukan hanya karena orang bisa gambar dan desain terus langsung dipercaya membuat sebuah maskot. Nggak bisa. Semua harus terstruktur dan ada sistemnya," ia menambahkan.

Walau bermaksud menjunjung profesionalitas, agaknya sayembara tertutup itu tak sesuai harapan beberapa pihak. Antara lain dari pelaku industri kreatif.

Menurut animator sekaligus pendiri studio animasi Main Studio Andi Martin, proses revisi tertutup tidak akan mengubah banyak. Seharusnya, menurut dia, seluruh proses revisi dibuka umum dan transparan.

"(Dengan begitu) publik bisa tahu dan kalau perlu mereka bisa vote," kata dia beberapa saat lalu.

Anggapan itu ditepis Triawan. Ia menggarisbawahi bahwa desain memiliki disiplin ilmu dan lembaga profesional. Salah satu subsektor yang dibawahi Bekraf tersebut punya ahli-ahli yang memang masuk standar profesional berskala besar.

"Kalau sakit, kita tidak pergi ke jalan untuk cari orang yang bisa sembuhkan. Kita akan langsung ke dokter karena dia ahlinya" begitu analogi Triawan.

Untuk proses seleksi desain, Bekraf bakal menunjuk lima perusahaan profesional sebagai juri. Adapun revisi maskot "Drawa" ditargetkan rampung dalam waktu tiga bulan. Jikapun ada hambatan, Triawan mematok paling lambat Agustus 2016 masyarakat sudah diperkenalkan dengan maskot yang baru.

Editor : Reza Wahyudi

Baca Lainnya

Latest