Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

5 Kebiasaan di Group WhatsApp yang Tidak Disadari Itu Nyebelin Banget!

Kama - Selasa, 03 April 2018 | 21:22
Cara menambahkan anggota grup whatsApp tanpa simpan nomer telepon
Nextren

Cara menambahkan anggota grup whatsApp tanpa simpan nomer telepon

Laporan Wartawan Nextren, Kama Adritya

Nextren.grid.id -Di zaman teknologi seperti sekarang ini, komunikasi menjadi lebih mudah berkat adanya internet yang mengubah dunia.

Tali silaturahmi kini bisa dijaga meski jarak memisahkan yang membuat kita jarang bertemu, tapi tetap terhubung lewat chatting ataupun telepon.

(BACA:VIDEO - Cantiknya Desain Vivo V9 Yang Ramping dan Lega)

Apalagi setelah adanya WhatsApp yang merupakan aplikasi chatting sejuta umat. Bahkan bisa dibilang, kalau kamu punya telepon genggam itu berarti harus punya aplikasi WhatsApp di dalamnya.

Hal ini membuat kita jadi begitu mudah untuk ngobrol dengan teman lama maupun baru. Yang penting ada nomor teleponnya dan WhatsApp, maka kita pun bisa langsung ngobrol ngalor ngidul.

Komunikasi dengan banyak orang juga menjadi semakin mudah dengan adanya fitur Group di WhatsApp. Di mana kita bisa ngobrol dalam satu 'room' dengan banyak orang sekaligus.

Dari sini, kita bisa ngumpul dalam satu group dengan teman kantor lah, teman masa kecil lah, teman satu tempat nongkrong lah, atau malah belum jadi teman tapi sudah gabung dalam satu grup.

Meski hal ini sangat membantu dalam hal permaslahatan hidup bersosial, namun ada beberapa kebiasaan yang biasa terjadi di dalam Group WhatsApp yang sebenarnya sangat menyebalkan dan bikin emosi jiwa.

Bukan masalah hoax atau broadcast message saja. Tapi kebiasaan yang awalnya wajar, tapi lama-lama kok nyebelin ya?

Misalnya seperti kebiasaan-kebiasaan berikut yang ditemukan oleh Nextren:

(BACA:Begini 6 Cara Menarik Followers Instagram ala Fotografer Putri Anindya)

Ucapan selamat di Group WhatsApp menjadi tidak spesial lagi
Pixabay

Ucapan selamat di Group WhatsApp menjadi tidak spesial lagi

1. Semua hal diselametin di dalam group.

Di awal-awal masa group, sempat ada masa di mana setiap pagi ada anggota group yang menyapa "Selamat pagi", hanya karena merasa group yang ia ikuti dianggap sepi.

Untungnya, sekarang kebiasaan itu mulai berkurang. Karena sekarang sudah ada kebiasaan lain yang sifatnya wajib/kudu/harus/nggak ikutan bakalan awkward.

Yaitu mengucapkan selamat ulang tahun.

Dulu, di masa sebelum adanya group chatting, ucapan selamat ulang tahun itu rasanya spesial banget.

Gimana nggak merasa spesial, karena di hari ulang tahun yang hanya setahun sekali itu bisa diingat oleh orang lain dan mengucapkan doa khusus di hari ulang tahunmu.

Namun, berkat Facebook dan Group WhatsApp, rasa spesial itu pun pudar.

(BACA:Xiaomi Redmi Note 5 Siap Meluncur di Indonesia 18 April 2018 Mendatang)

Kenapa Facebook? Soalnya di Facebook ada pengingat tanggal ulang tahun seseorang. Lantas, semua teman Facebook kita di dunia maya akan dapat melihat bahwa kita ulang tahun.

Lalu, supaya kelihatan paling care atau paling up to date, teman kita tersebut akan berusaha untuk dulu-duluan ngucapin selamat ke kita. Dan supaya kelihatan bahwa udah ngucapin, ditulisnya di group biar semua pada lihat.

Ini menjadi awal dari efek domino di mana kemudian semua anggota group harus mengucapkan selamat juga ke kita.

Jadi kayak ada hukum sosial tak tertulis di mana kalau kamu nggak ikutan ngucapin selamat, maka kamu nggak friend yang baik deh.

Hal ini tidak berlaku pada ucapan selamat ulang tahun saja, tapi terhadap segala macam hal atau momen yang layak diucapkan.

Hal ini tidak terbatas pada: Anniversary, berita duka cita, <masukkan namanya di sini> sakit, keluarganya <masukkan namanya di sini> ada yang sakit, anggota group ada yang resign, anggota group ada yang baru join, anggota group ada yang masuk TV, dan lain sebagainya (be creative!).

Anehnya, kalau ada yang naik jabatan apalagi kalau jadi bosnya anggota group, ucapan selamatnya jadi lebih berhati-hati dan penuh makna.

(BACA:Perbandingan Spesifikasi Vivo V9 dan Oppo F7, Lebih Mantap Mana?)

Gerakan copy paste yang menyebalkan, membuat ucapan seperti tidak tulus
Nextren

Gerakan copy paste yang menyebalkan, membuat ucapan seperti tidak tulus

2. Gerakan copy paste

Tapi ada satu hal lagi yang lebih menyebalkan dari ucapan selamat. Yaitu ucapan selamat hasil dari copy paste!

Pernah nggak kamu diucapin selamat, tapi tulisan ucapannya sama persis dengan ucapan selamat dari anggota group sebelumnya?

Semua mungkin berkat fitur copy paste. Mungkin karena yang ulang tahun, nggak spesial-spesial amat (atau bahkan nggak kenal? Karena kebetulan diundang dalam satu group yang sama) kita jadi bingung mau ngucapin apa? Hasilnya, copy paste aja dari ucapan sebelumnya.

Cukup tambahkan angka di belakangnya dari postingan sebelumnya, contoh: "Selamat ulang tahun (2)". Atau bahkan nggak perlu repot-repot sama sekali, langsung copy paste aja bulat-bulat.

Mau apapun momennya, tetap saja hal ini dirasa menyebalkan. Karena ucapan spesial itu jadi terasa tidak spesial lagi, karena hasil nyontek dari postingan orang lain.

Walau Nextren tidak punya data konkrit yang faktual, tapi bisa dipastikan 90% postingan hasil copy paste itu akan dilewatkan (skip), dan tidak dibaca satu-satu.

Kalau begitu, ngapain juga kita musti ngucapin selamat dari hasil contekan orang lain?

(BACA:Inilah Kelebihan dan Kekurangan Samsung Galaxy S9 (Kesan Pertama))

Kalau ditag atau dimention, harus jawab balik loh
Public Domain

Kalau ditag atau dimention, harus jawab balik loh

3. Kalau dimention atau ditag saat diucapkan selamat, harus respon

Masih ada kaitannya sama ucapan selamat di atas. Kalau ada orang yang mengucapkan selamat ke kita, apapun momennya, maka kita harus jawab ucapan tersebut.

Memang sih, ini sebenarnya bagian dari kode etik tak tertulis dalam bersosial. Di mana kita harus menjawab ucapan dan doa yang ditujukan ke kita.

Tapi kadang-kadang di dalam group itu ada berbagai macam topik pembicaraan yang tak terarah. Sehingga kalau kita jarang online di WhatsApp, maka bisa saja ucapan selamat tersebut tenggelam di antara banyak postingan di dalam Group.

Apalagi kalau ucapan selamatnya menggunakan gerakan copy paste seperti di atas. Maka kita harus lihat satu-satu, siapa saja yang mengucapkan doa ke kita.

Sebenarnya kita bisa saja menjawabnya dengan cara diplomatis yang ditujukan ke semua yang mengucapkan. Contoh: "Terima kasih semuanya yang telah mendoakan saya".

Namun ada kesan sosial kalau kita menjawab dengan cara itu seperti kita seolah-olah tidak punya waktu untuk menyempatkan diri berterima kasih ke masing-masing anggota (walaupun mungkin kita memang tidak punya waktu).

Apalagi kalau kita tidak merespon sama sekali. Maka kehadiran kita di group tersebut akan menjadi pertanyaan.

(BACA:4 Pilihan Hape yang Dijual Rp 1,9 Jutaan di Toko Online April 2018)

Mengundang orang masuk ke dalam Group WhatsApp begitu mudah
Pixabay

Mengundang orang masuk ke dalam Group WhatsApp begitu mudah

4. Asal ngundang masuk ke dalam group

WhatsApp memiliki fitur membuat group yang sangat mudah dan cepat. Kita cukup memilih nama kontak yang ingin ditarik bergabung, atau membuat link undangan untuk disebar.

Sesimpel itu. Maka tanpa harus menunggu persetujuan dari orang yang ditarik, orang tersebut langsung masuk ke dalam Group.

Akibatnya, banyak admin Group WhatsApp yang menyalahgunakan kekuasaannya ini.

Pernah berteman di masa SD? Tunjuk, masukkan ke group. Pernah nongkrong di minimart bareng? Tunjuk, masukkan ke group. Pernah ketinggalan bis bareng? Tunjuk, masukkan ke group. Pernah beli makan siang di kantin kantor dan sama-sama pakai baju warna merah? Tunjuk, masukkan ke group.

Hasilnya? Bisa jadi kamu mendadak jadi anggota dalam banyak group yang tak dikenal.

Sayangnya, sampai artikel ini ditulis, WhatsApp masih belum memberikan fitur di mana kita bisa menolak undangan masuk ke dalam group.

Sedangkan kalau kepalang masuk ke dalam group yang tidak diinginkan? Nggak heran kalau artikel Nextren tentang tips untuk cabut dari Group WhatsApp tanpa ketahuan itu menjadi hits.

(BACA:Google Rilis Google Assistant Dalam Bahasa Indonesia, Ini Kehebatannya)

Kadang di Group WhatsApp suka ada yang sharing gambar atau video yang ngagetin
Pixabay

Kadang di Group WhatsApp suka ada yang sharing gambar atau video yang ngagetin

5. Sharing gambar atau video yang tidak sesuai preview dan ngagetin!

Salah satu enaknya Group WhatsApp itu adalah kita bisa berbagi dengan cepat kepada banyak orang sekaligus.

Baik itu berbagi foto, video, ataupun dokumen.

Tapi ada alasan mengapa di settingan WhatsApp ada pilihan Auto Media Download untuk dinyalakan atau dimatikan.

Karena suka ada orang iseng yang membagikan foto atau video yang tidak layak untuk dikonsumsi.

Salah satu indikasinya apakah benda yang dibagikan itu layak konsumsi atau tidak adalah dengan adanya preview gambar kecil.

Jika kamu memilih Auto Media Download itu dimatikan, maka gambar preview-nya hanya akan berupa gambar blur yang buram. Sehingga, keputusan untuk klik gambar atau video tersebut akan menjadi semakin sulit.

(BACA:Cara Blokir Miss Call Misterius, Waspada Jangan Sampai Kecolongan!)

Sedangkan kalau Auto Media Download dinyalakan, maka akan ada gambar thumbnail kecil yang kira-kira menggambarkan isi dari konten foto atau video tersebut.

Sayangnya, ada orang iseng yang memberikan thumbnail yang berbeda dengan isi konten foto/videonya.

Misalnya di thumbnail ada gambar pemandangan yang indah, namun ketika diklik ternyata ada cuplikan ngagetin yang bisa berupa jeritan kuntilanak penasaran atau suara adegan intim dengan volume maksimal.

Sekali dua kali, mungkin masih lucu ya. Tapi kalau terjadi berkali-kali, kok ya rasanya nyebelin banget? Apalagi kalau kita sedang berada di tempat umum (atau di ruang rapat bersama bos-bos yang ringan tangan dalam memberikan SP).

Terlebih lagi, ada juga orang-orang yang meminjamkan hape-nya ke anak-anaknya. Sehingga sang anak bisa tak sengaja membukanya. Hasilnya bisa membuat trauma mendalam terhadap masa depannya.

(BACA:Yuk Intip Daftar Paket Internet Rp 50 Ribuan Untuk Semua Provider)

Intinya, ingatlah selalu bahwa Group WhatsApp itu hanyalah sebuah sarana komunikasi sosial yang masih membutuhkan norma-norma sosial yang sama dengan komunikasi di dunia nyata. (*)

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x